5 SIMPLE STATEMENTS ABOUT CARA BERBAGI KEBAIKAN EXPLAINED

5 Simple Statements About Cara Berbagi Kebaikan Explained

5 Simple Statements About Cara Berbagi Kebaikan Explained

Blog Article

Berbagi tidak hanya menjadi tindakan individual, tetapi juga merupakan bentuk solidaritas dalam masyarakat Islam. Dengan berbagi, umat Islam membangun hubungan yang kuat dan saling mendukung.

Kekurangan lainnya dari berbagi menurut Islam adalah potensi penyalahgunaan dana zakat atau sedekah. Ada kemungkinan bahwa dana yang seharusnya digunakan untuk membantu fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan malah digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Artinya: Dari Adi bin Hatim mengatakan, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Jagalah diri kalian dari api neraka sekalipun hanya dengan sebiji kurma.” Kemudian beliau berpaling dan menyingkir, kemudian pengertian sumbangan beliau bersabda lagi: “Jagalah diri kalian dari neraka”, kemudian beliau berpaling dan menyingkir (tiga kali) hingga kami beranggapan bahwa beliau melihat neraka itu sendiri, selanjutnya beliau bersabda: “Jagalah diri kalian dari neraka sekalipun hanya dengan sebiji kurma, kalaulah tidak bisa, lakukanlah dengan ucapan yang baik.” (HR. Bukhari)

Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta’aala menentukan nafkah sesuai keadaan suami. Oleh karena itu, jangan sampai ia memberikan nafkah seperti nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang fakir jika ia sebagai orang yang kaya.

Demikian juga tegantung keadaan harta yang diinfakkan tersebut, kehalalannya, manfaatnya dan di mana diletakkan harta itu. Bahkan Allah bisa melipatgandakan lebih dari yang disebutkan, sehingga Dia akan memberikan pahala tanpa tanggung-tanggung.

Ketika kita berinfak dan bersedekah, kita sebenarnya sedang menunjukkan bukti nyata bahwa kita bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan. Ini adalah cara untuk membalas kebaikan Allah dengan berbagi kebahagiaan dan kesejahteraan dengan orang lain.

Berinfak dan bersedekah dapat dilakukan kapan saja dan dapat mempergunakan uang atau barang. Kata infak diambil dari akar kata: nafaqa yang berarti keluar.

Sebagai makhluk sosial, manusia ditakdirkan untuk saling berbagi kebahagiaan kepada sesamanya. Karena itulah, hidup akan terasa lebih bermakna jika kita bisa bermanfaat untuk orang lain.

.” Oleh karena itu, penting untuk menjaga niat yang murni dan ikhlas saat berbagi. Memberi dengan niat yang tulus meningkatkan nilai ethical dan spiritual dari tindakan tersebut.

إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Tidak sedikit masalah kesehatan reproduksi wanita yang berkaitan dengan siklus menstruasi, salah satunya penyakit endometriosis berupa kondisi medis akibat pertumbuhan jaringan endometrium di luar dinding rahim, seperti di ovarium, saluran tuba, atau organ panggul lainnya. 

Dengan berinfak dan bersedekah, iman dan taqwa kita kepada Allah akan semakin kuat. Kita menjadi lebih sadar bahwa semua harta yang kita miliki adalah titipan dari Allah dan sudah seharusnya digunakan untuk kebaikan.

Sementara itu, para sahabat yang tergolong miskin juga tidak mau kalah berlomba dengan sahabat yang kaya. Bahkan mereka yang miskin rela menjadi kuli di pasar demi memperoleh imbalan yang bisa mereka gunakan untuk berinfak. Para sahabat adalah contoh generasi terbaik yang selalu berusaha untuk bisa berinfak dan bersedekah di jalan Allah.

Bersedekah tidak hanya berupa harta benda, tetapi bisa berupa jasa dan tindakan. Misalnya, tersenyum kepada sahabat atau gurumu adalah sedekah. Atau, jika di dekat rumahmu ada masjid yang sedang dibangun. Ternyata kamu tidak bisa menyumbang uang dan barang, kamu bisa juga bersedekah tenaga.

Report this page